Kisah Para Nabi Dan Rasul

Kisah Para Nabi Dan Rasul Average ratng: 4,3/5 5328 votes
  1. Kisah 25 Nabi & Rasul
  2. Kisah Para Nabi Dan Rasul Secara Singkat

Para Nabi dan Rasul mempunyai 4 sifat wajib dan 4 sifat mustahil, serta satu sifat jaiz, yaitu.

Pendahuluan 1. Pengertian Nabi dan Rasul Nabi dan Rasul adalah hamba-hamba Allah pilihan yang menerima wahyu dan risalah dari Allah SWT. Nabi adalah hamba Allah yang menerima wahyu untuk dirinya sendiri. Rasul adalah manusia pilihan yang menerima wahyu dan risalah dari Allah SWT dan bertanggung jawab menyampaikan menyampaikannya kepada ummat manusia. Setiap Rasul adalah Nabi, sedangkan Nabi belum tentu Rasul. Jumlah Nabi dan Rasul Jumlah Nabi dan Rasul sangat banyak.

Namun yang tersebut dalam Al-Qur’an dan wajib kita imani berjumlah 25 orang. Mereka adalah Adam, Idris, Nuh, Hud, Shaleh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishak, Ya’qub, Yusuf, Suaib, Ayub, Zulkifli, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa’, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa dan Muhammad SAW. Banyak Nabi dan Rasul lainnya yang tidak dikisahkan dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: Artinya: “Dan (Kami telah mengutus) Rasul-Rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-Rasul yang Kami kisahkan tentang mereka kepadamu.” (QS. An-Nisa’: 164) Nabi dan Rasul Allah SWT tidaklah sama keutamaan dan kedudukan mereka, Allah telah melebihkan derajat sebagian Nabi dan Rasul atas sebagian yang lain. Allah SWT berfirman: “Rasul-Rasul itu Kami sebagian mereka atas sebagian yang lain.

Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat.” (QS. Al-Baqarah: 253) Nabi Muhammad SAW adalah nabi akhir zaman, keberadaannya untuk menyempurnakan risalah dan syari’at Illahiyah dari para Nabi dan Rasul sebelumnya. Allah SWT berfirman: Artinya: “Muhammad sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-Nabi.” (QS.

Al-Ahzab: 40) “Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah: 3) 3. Setiap Ummat Memiliki Rasul Setiap ummat di dunia inimemiliki Rasul. Allah SWT mengutus setiap Rasul-Nya untuk tiap ummat sepanjang masa terus-menerus. Tidak ada satu ummat pun yang tidak punya Rasul. Hal ini supaya setiap ummat di muka bumi ini tetap beriman dan berbakti kepada Allah SWT serta menghindarkan kerusakan yang dilakukan oleh ummat tertentu.

Karena Rasul diutus dengan tujuan mengingatkan mereka yang lalai dan memmberi kabar baik bagi yang ingat. Jadi setiap ummat memiliki Rasul. Allah berfirman: “Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-Rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu.” (QS. An-Nahl: 63) “Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.” (QS. Fathir: 24) Artinya: “Tiap-tiap ummat memiliki Rasul, maka apabila telah datang Rasul mereka, diberilah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya.” (QS. Yunus: 47) 4. Rasul Pasti Seorang Laki-Laki Allah mengutus Rasul-Nya dari golongan manusia, bukan malaikat atau makhluk lain, serta berjenis kelamin lakki-laki.

Allah SWT berfirman: Artinya: “Kami tiada mengutus Rasul-Rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka.” (QS. Al-Anbiya: 7) Artinya: “Katakanlah: “Kalau seandainya ada mailakat-malaikat yang berjalan-jalan sebagai penghuni di bumi, niscaya Kami turunkan dari langit kepada mereka malaikat menjadi Rasul.” (QS. Al-Isra’: 95) 5. Tujuan Diutusnya Rasul-Rasul Rasul-Rasul diutus oleh Allah SWT dengan maksud dan tujuan yang sama, yakni mengajak manusia beribadah kepada Allah dan memurnikan keimanan hanya kepada-Nya, serta memberikan peringatan bagi mereka yang lalai. Allah SWT berfirman: Artinya: “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak disembah) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (QS.

Al-Anbiya’: 25) Dalam ayat lain Allah berfirman: Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap ummat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu,” (QS. An-nahl: 36) Dari ayat di atas, jelaslah bahwa tujuan utama diutusnya para Rasul adalah untuk menyeru manusia untuk beriman kepada Allah. Nabi dan Rasul Terpelihara dari Dosa dan Noda (Ma’shum) Para nabi dan Rasul Allah adalah manusia-manusia pilihan yang ditunjuk oleh Allah untuk mengemban misi Illahiyah di muka bumi sebagai penyeru kebaikan dan pemberi peringatan bagi yang lalai. Allah berfirman dalam Al-Qur’an: Artinya: “Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala ummat.” (QS. Ali Imran: 33) Para Nabi dan Rasul adalah manusia-manusia pilihan yang benar-benar suci. Mereka telah dibersihkan dari berbagai macam keburukan, dipelihara dari macam-macam maksiat, baik besar maupun kecil. Allah berfirman: Artinya: “Tidak mungkin seorang Nabi berbuat khianat.” (QS.

Ali Imran: 161) Para Nabi dan Rasul juga dibekai keistimewaan-keistimewaan yang telah dimiliki oleh manusia pada umumnya. Mereka dibekali dengan budi pekerti yang luhur dan mulia, seperti sifat benar (shiddiq), dapat dipercaya (amanah), merasa cukup dengan karunia Allah (qana’ah) serta keberanian yang luar biasa dalam menentang kebathilan dan memerangi kesesatan. Perilaku dan sifat yang mulia tersebut adalah suri tauladan yang baik bagi para pengikutnya.

Para Nabi dan Rasul juga dibekali mukjizat, yaitu kejadian luar biasa yang hanya terjadi pada diri para Nabi dan Rasul atas izin Allah SWT. Allah memberikan mukjizat sebagai bukti atau hujjah bagi kebenaran risalah yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul-Nya.

Rasul-Rasul Ulul Azmi Di antara para Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah, terdapat Rasul-Rasul “Ulul Azmi” artinya yang mempunyai tekad yang kuat dan keteguhan tanpa batas. Mereka mengerahkan segala daya dan upaya dengan penuh kesabaran untuk menegakkan kalimat Allah dan membumikan syari’at Allah di muka bumi. Electro cam 6000. Walaupun godaan dan tantangan serta bahaya datang silih berganti, mereka terus menjalankan misi ke-Nabian yang telah diamanahkan, dengan penuh ikhlas karena Allah semata. Allah menyuruh kepada Nabi Muhammad untuk mengambil suri tauladan dari para Rasul ulul azmi. Firman-Nya: Artinya: “Maka bersabarlah kamu seperti Rasul-Rasul ulul azmi.” (QS. Al-Ahqaf: 35) Rasul-Rasul ulul azmi adalah: 1. Nuh AS 2.Ibrahim AS 3.

Muhammad SAW Allah telah menyebutkan nama-nama mereka dalam Al-Qur’an dalam dua buah ayat: Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari Nabi-Nabi dan dari kamu (Muhammad), dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putera Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.” (QS. Al-Ahzab: 7) Artinya: “Dia telah mensyari’atkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh, dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS.

Asy-Syura: 13) 8. Nabi Muhammad SAW Penutup Risalah Tugas utama para Nabi dan Rasul adalah menyeru ummat manusia untuk menyambah Allah dan meninggalkan sesembahan selain Allah. Allah berfirman: Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-Rasul pada tiap-tiap ummat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah taghut itu.” (QS. An-Nahl: 36) Kaitannya dengan hal ini para Nabi dan Rasul juga memperingatkan ummat bahwa Allah akan memberikan balasan yang setimpal dengan apa yang mereka lakukan.

Yang durhaka dan melampaui batas Allah akan menimpakan adzab dan siksa, dan memberi ganjaran kebaikan di dunia dan akhirat bagi mereka yang taat dan berbakti kepada Allah SWT. Setiap Nabi itu akan datang sesudah Nabi yang lain. Untuk lebih menyempurnakan ajaran yang telah di bawa oleh Nabi sebelumnya. Jadi bagaikan memperbaiki bangunan, maka Nabi yang baru datang seolah-olah sebagai penerus dan penyempurna, sehingga bangunan itu benar-benar sempurna. Namun para Nabi dan Rasul tersebut mengajarkan tata cara beribadah kepada Allah sesuai dengansituasi dan kondisi ummat pada saat itu. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Perumpamaanku dan perumpamaan semua Nabi itu adalah sebagaimana seorang yang mendirikan sebuah banguna (gedung), ia telah menyempurnakannya dan memperindahnya, orang yang mengunjungi dan melihat bangunan tersebut berkata: “Kami belum melihat bangunan sebagus ini kecuali sebuah batu bata ini, maka akulah batu bata itu” (HR. Bukhari dan Muslim) Rasulullah Muhammad SAW adalah Nabi terakhir dan sebagai penyempurna risalah yang dibawa Nabi dan Rasul sebelumnya.

Artinya; “Pada hari ini Aku telah menyempurnakan bagimu agamamu dan Aku telah sempurnakan nikmat-Ku padamu dan Aku rela Islam sebagai agama bagimu.” (QS. Al-Maidah: 3) Dengan kesempurnaan dan kelengkapan agama itu, maka selesailah tugas ke-Nabian dan tidak ada lagi nabi dan Rasul setelah Nabi Muhammad SAW. Allah SWT berfirman: Artinya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu tetapi ia adalah utusan Allah dan penutup Nabi-Nabi.” (QS. Al-Ahzab: 4) Sumber: Judul Buku: Kisah 25 Nabi dan Rasul Penyusun: Mahfan SPd Penerbit: Sandro Jaya Jakarta Kaligrafi Qur’an: Iwan Lemabang Sumber: Digital Qur’an Versi 3.1.

Kisah Nabi Ayyub a.s. Nabi Ayyub A.S. Adalah salah seorang daripada keturunan Nabi Ibrahim A.S. Dan juga anak saudara Nabi Ya’qub A.S. Baginda diutuskan untuk memulihkan kaum yang tinggal di padang pasir yang terletak di timur laut Palestin.

Apabila Nabi Ayyub A.S. Dipilih menjadi nabi, baginda mula mengajar para penduduk tentang agama Allah.

Baginda menasihati mereka untuk melakukan kebaikan dan menjauhi kejahatan. Seperti nabi-nabi yang lain, sedikit sahaja yang mahu mendengar ajaran baginda pada mulanya, tetapi akhirnya jumlahnya makin bertambah.

Nabi Ayyub A.S. Adalah Seorang Hartawan Nabi Ayyub A.S. Adalah seorang yang kaya dan sangat beriman kepada Allah.

Baginda mempunyai ladang yang luas, harta yang bernilai dan binatang ternakan yang banyak. Semua ini tidak sedikit pun membuatkan baginda lupa diri.

Kisah para nabi dan rasul

Kekayaan baginda adalah kurniaan daripada Allah S.W.T. Nabi Ayyub A.S. Menunjukkan Kesabaran Nabi Ayyub A.S. Adalah seorang yang bersifat merendah diri dan bertakwa kepada Allah. Baginda adalah seorang yang sangat penyabar.

Baginda menderita dengan pelbagai dugaan tetapi tidak sedikit pun baginda mengeluh tentang nasib yang menimpanya. Suatu hari, ladang baginda yang besar telah diserang oleh sekumpulan perompak. Mereka membunuh ramai pekerja-pekerja dan membawa lari sebahagian besar binatang ternakan.

Nabi Ayyub A.S. Tidak berasa sedih atas kerugian tersebut tetapi bersyukur kepada Allah. Tidak berapa lama selepas kejadian itu, bumbung rumah baginda pula runtuh dan ramai ahli keluarganya terlibat dalam kejadian tersebut. Nabi Ayyub A.S. Sangat terkejut tetapi baginda tetap bersabar dengan berpegang pada iman yang kukuh. Baginda tidak menangis mahu pun goyah iman kepada Allah.

Baginda menganggap bahawa kesenangan dan anak-anak adalah ganjaran daripada Allah. Sekiranya Allah mengambil semula pemberian-Nya, tiada gunanya menangisi kehilangan tersebut. Kisah Nabi Yusuf a.s. Nabi Ya’qub A.S.

Kisah 25 Nabi & Rasul

Mempunyai 12 orang anak lelaki. Salah seorang daripadanya bernama Yusuf yang mempunyai perjalanan hidup yang menarik. Yusuf adalah seorang pemuda yang kacak, berbudi pekerti mulia dan berpersonaliti menarik.

Nabi Ya’qub mempunyai pengaruh yang besar terhadap Yusuf, anak yang paling disayangi baginda. Saudara-saudara Yusuf mula berasa cemburu dan mereka bersatu menentang Yusuf dan merancang untuk menyingkirkannya keluar. Mimpi Nabi Yusuf dan Tafsirannya Apabila Nabi Yusuf A.S.

Meningkat remaja, baginda mendapat mimpi yang istimewa. Baginda segera memberitahu bapanya mimpi tersebut.

Baginda bermimpi yang terdapat 11 butir bintang dan bulan serta matahari melutut di hadapan baginda. Nabi Yusuf A.S. Sangat gembira mendapat mimpi yang menakjubkan itu. Jantung baginda berdegup kencang semasa mengkhabarkan mimpi tersebut kepada bapanya.

Al-Quran menerangkan peristiwa tersebut dalam ayat berikut: “(Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku”” (Yusuf, 12: 4) Apabila mendengar mimpi tersebut, Nabi Ya’qub secara membisik menasihati anaknya supaya tidak memberitahu saudara-saudaranya yang lain memandangkan rasa cemburu mereka yang meluap-luap. Baginda memberitahu Yusuf, kemungkinan mereka akan merancang pakatan menentang Yusuf. Nabi Ya’qub A.S. Telah mentafsirkan mimpi tersebut bahawa Yusuf akan menjadi seorang yang terkenal. Allah akan mengurniakan kebijaksanaan, nikmat dan penghormatan. Baginda juga akan mendapat kelebihan meramalkan kejadian masa depan.

Kesimpulannya, Yusuf akan diangkat sebagai seorang nabi. Saudara-saudaranya yang sebelas lagi (11 bintang), ibu dan bapanya (bulan dan matahari) akan memerlukannya dan akan tunduk terhadap kedudukannya yang mulia. Ayat dalam al-Quran yang berkaitan adalah seperti berikut. Kisah Nabi Ya’qub.a.s.

Allah telah menyampaikan kepada A.S. Berita gembira tentang kelahiran Nabi yang elit iaitu dan Ya’qub. Allah telah berfirman yang bermaksud: “Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri daripada mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishaq dan Ya’qub dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi. Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebahagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka sebutan yang baik lagi tinggi” (Maryam, 19: 49-50). Kualiti Nabi Ya’qub Nabi Ya’qub ialah anak lelaki dengan isterinya Rebecca, ibunya adalah anak saudara dari Nabi Ibrahim, bernama Rifqah binti A’zar. Baginda dilahirkan di Palestin. Baginda hidup bersama bapanya dan datuknya.

Baginda beriman sepenuhnya dengan Tuhan yang satu. Dia memimpin pengikutnya untuk berbuat kebaikan dan menjauhi kejahatan. Baginda menasihati mereka untuk sentiasa bersolat dan memberi sedekah. Baginda juga adalah seorang yang bijaksana. Allah telah mencurahkan rahmat-Nya kepada baginda dan kaum kerabat baginda. “Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata” (Asy-Syafaat, 37: 113) Pada usia 60 tahun, telah dikurniakan anak kembar bernama Esau / Ishu dan Ya’qub.

Nabi

Esau menjadi seorang pemburu dan akan memberikan daging buruannya kepada ibu bapanya yang sudah tua. Ishaq pula dipilih menjadi nabi kepada Bani Israil. Kisah Nabi Ishaq.a.s. Ishaq adalah anak dari isteri pertama nabi, Sarah. Ketika mengandung, Sarah sudah sangat lanjut usia. Saat itu ia diperkirakan telah berusia 90 tahun dan Ibrahim berumur 100 tahun.

Kerananya ia sangat hairan, bagaimana mungkin dalam usia selanjut itu masih hamil. Berita tersebut sekaligus menjadi pelipur lara yang baru mendengar khabar sedih tentang perilaku orang-orang Sodom dan Amurah pada nabi. Ternyata Ishak lahir dengan sihat. Tak banyak terkisahkan riwayat hidup Ishaq ini. Yang pasti ia banyak menemani ayahnya untuk berdakwah di daerah Kana’an dan Sam – Palestin.

Ia kemudian menikahi Rifqah, cucu saudara bernama Nahur. Dari penikahannya itu, mereka dikurniakan dua anak yakni Ishu dan Ya’kub. Ya’kub kemudian menjadi rasul pula. Orang-orang Yahudi sekarang adalah keturunan Ya’kub. Mereka menyebut nama datuk moyangnya tersebut “Israel” – nama yang kini diabadikan sebagai nama negara oleh orang-orang Yahudi. “Dan isterinya pada ketika itu berdiri, lalu ia ketawa, maka Kami pun memberikan berita yang mengembirakan kepadanya (melalui malaikat itu), bahawa ia akan mendapat seorang anak iaitu Ishak, dan sesudah Ishak, (ia pula akan mendapat seorang cucu) Yaakub.” Surah Huud: Ayat 71 “Maka apabila ia berhijrah meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah yang lain dari Allah Kami kurniakan kepadanya Ishak (anaknya), dan Yaakub (cucunya); dan kedua-duanya Kami jadikan berpangkat Nabi.” Surah Maryam: Ayat 49.

Kisah Nabi Ismail a.s. Kelahiran Nabi Ismail Nabi Ibrahim merupakan putera pertama nabi Ibrahim. Bonda baginda ialah Hajar yang merupakan isteri kedua nabi Ibrahim. Hajar merupakan seorang wanita yang setia. Beliau berkahwin dengan nabi Ibrahim dengan keizinan isteri pertama baginda, Sara. Nabi Ismail dilahirkan ke dunia hasil doa nabi Ibrahim yang begitu inginkan zuriat.

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang sabar. ” (ash-Shaafaat, 37:100-101) Tidak lama selepas kelahiran nabi Ismail, baginda dibawa berhijrah oleh ayahandanya, nabi Ibrahim beserta Hajar ke sebuah tempat yang tandus di atas perintah Allah.

Di sana baginda telah ditinggalkan bersama bondanya. Tempat ini merupakan sebuah lembah gersang yang tidak mempunyai sumber air dan hidupan lain.Walaupun berat hati nabi Ibrahim untuk meninggalkan puteranya yang baru lahir dan isterinya yang tercinta, namun atas kepatuhannya kepada perintah Allah, baginda terpaksa pergi. Baginda menyerahkan segalanya kepada Allah di samping berdoa, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhanku kami (yang demikian itu) agar mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebahagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Ibrahim, 14:37) Suasana pemergian nabi Ibrahim adalah sungguh hiba. Nabi Muhammad pernah bersabda, ‘Nabi Ibrahim membawa isteri dan anaknya yang masih lagi menyusu. Mereka ditempatkan berdekatan dengan tapak Kaabah sekarang. Pada waktu itu Mekah masih lagi tidak berpenghuni dan tiada sumber air. Nabi Ibrahim turut meninggalkan bungkusan berisi tamar dan bekas kulit yang penuh dengan air.

Di saat keberangkatan nabi Ibrahim, Hajar mengejar baginda seraya berkata, “Wahai kekandaku, ke manakah kekanda akan pergi? Tergamak hati kekanda meninggalkan kami bersendirian di bumi yang tandus ini. Apakah yang kami akan lakukan setelah bekalan ini habis kelak?” Hajar mengulanginya beberapa kali, namun nabi Ibrahim tetap meneruskan langkahnya. Kemudian Hajar bertanya adakah ini perintah dari Tuhan. Nabi Ibrahim menganggukkan kepalanya dan terus berjalan. Hajar berpatah balik dengan penuh reda, kerana percaya bahawa Allah sentiasa berada di sisinya dan melindunginya. Kisah Nabi Ibrahim a.s.

Kedatangan Nabi Ibrahim A.S. Pada suatu ketika dahulu, Allah telah memberi penghormatan dengan memilih Ibrahim sebagai nabi. Baginda berasal dari Mesopotamia yang sekarang dikenali sebagai Iraq Selatan.

Kisah Para Nabi Dan Rasul Secara Singkat

Baginda adalah model yang sesuai untuk umat manusia. Allah telah menyebutnya dalam Al-Quran yang bermaksud: “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan seorang yang selalu berpegang kepada kebenaran dan tidak pernah meninggalkannya. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus dan kami berikan kepadanya kebaikan di dunia.

Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang salih” (An-Nahl, 16: 120-122) Seruan baginda kepada kaum yang menganuti kepercayaan animisme. Pada zaman itu, kejahilan menguasai pemikiran para penduduk. Kebanyakannya tidak mengetahui tentang Allah dan ajaran-Nya.

Mereka memuja matahari, bulan dan bintang namun mereka juga merupakan ahli astronomi yang mengetahui pergerakan planet. Mereka juga menyembah berhala yang diperbuat daripada batu dan kayu dan memberi pelbagai bentuk pemberian kepada berhala-berhala tersebut. Ahli agama mendapat tempat yang baik dalam masyarakat dan diperintahkan kepada para penduduk supaya mereka dihormati. Mereka ini juga dibayar dengan lumayan tetapi kaum yang miskin makin tertindas. Nabi Ibrahim A.S. Merupakan anak kepada Terah yang lebih dikenali sebagai Adhar.

Adhar adalah seorang pengukir berhala dan juga pengikut kepercayaan animisme. Dia turut memaksa Nabi Ibrahim A.S. Melakukan kerja mengukir berhala tetapi baginda enggan melakukannya. Baginda sangat benci akan berhala yang tidak boleh melihat, mendengar dan bercakap itu. Ajaran Nabi Ibrahim A.S. Kisah Nabi Lut a.s.

Kedatangan Nabi Lut Nabi Lut A.S. Adalah sezaman dengan Nabi Ibrahim A.S. Dia adalah pengikut kepercayaan bapa saudara baginda. Baginda adalah rakyat Ur, bandar besar di Mesopotamia semasa Allah menganugerahkan kenabian ke atas baginda. Baginda diperintahkan untuk meninggalkan tanah asal baginda dan pergi ke Sodom dan Gamorra untuk memberi amaran dan memulihkan kaum yang terlibat dengan hubungan homoseksual dan rompakan. “Dan (kami juga mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?

” Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (Al-‘Araaf, 7: 80-81) Dalam ayat yang lain, terdapat penerangan tentang sifat kaum yang berdosa tersebut. “Dan (ingatlah) ketika Lut berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu” Apakah kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawapan kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar” “. (Al-Ankabut, 29: 28-29). Nabi Lut A.S.

Menyeru Dan Seruan Ditolak. 'Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan kebijaksanaan dan contoh pengajaran yang baik dan berdailoglah dengan mereka dengan cara yang lebih baik' Surah Al-Nahl: Ayat 125 ”Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah nescaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” Surah Muhammad: Ayat 7 Dunia ini penuh dengan KONSPIRASI JAHAT. 'Mereka membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu, dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.'

Surah Aali Imran: Ayat 54 €œ 'Allah tidak menurunkan ke muka bumi, sejak penciptaan Adam as hingga hari Kiamat, fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal.' € (Hadith Riwayat Thabrani, 1672) Sabda nabi Muhammad s.a.w yang bermaksud, '.Dan apabila pemimpin-pemimpin mereka tidak melaksanakan hukum Allah yang terkandung dalam al-Quran dan tidak mahu menjadikannya sebagai pilihan, maka Allah akan menjadikan peperangan di kalangan mereka sendiri “. Hadith Riwayat Ibnu Majah 'Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu melanggarnya.

Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, mereka itulah orang-orang yang zalim.' (Surah Al Baqarah: Ayat 229) “.Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak menghukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” Surah Al Ma’idah: 44 “Barangsiapa tidak menghukum perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” Surah Al Ma’idah: 45 “Barangsiapa tidak menghukum perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik” Surah Al Ma’idah: 47 Nabi s.a.w. Bersabda: “Jangan demikian, demi Allah, nescayalah engkau semua itu wajib memerintahkan kebaikan, melarang dari kemungkaran, mengambil tangan orang yang zalim (yakni menghentikan kezalimannya) serta mengembalikannya atas kebenaran yang sesungguhnya, juga membasmi tindakannya kepada yang hak saja dengan pembatasan yang sesungguh-sungguhnya.

Atau jikalau semua itu tidak dilakukan, maka nescayalah Allah akan memukulkan (membencikan) hati setengahmu terhadap setengahnya kemudian melaknati (mengutuk) engkau semua sebagaimana Dia mengutuk mereka (Bani Israil).” Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan. Ini adalah menurut lafaznya Imam ‘Abu Dawud. Saidina Abu Bakar berkhutbah ketika mula dilantik menjadi khalifah, yang antaranya bermaksud '.Maka jika aku istiqomah di atas KEBENARAN, tolong ikuti aku, tetapi jika aku keliru maka luruskan diriku.' (Tartib wa Tahdzhib kitab Al Bidayah Wan Nihayah - Imam Ibnu Katsir).